Ika memusingkan pen ditangannya sebelum
dia menulis di dalam buku notanya. Perlakuannya itu diulang beberapa kali.
"Sorry, lambat!" Tiba-tiba
saja kerusi di depannya ditarik.
Ika panggung kepala sekilas sebelum
kembali menunduk memandang buku notanya, "Tak apa. Aku pun baru sampai.”
"Jihan mana?" Tanya Kasyaf
sebelum dia mengeluarkan sebuah buku nota dan sebatang pen.
"Jihan ada hal dekat koperasi,
lambat sikit dia datang. Kau jumpa pegawai HEPA dah?" Tanya Ika sambil
memandang Kasyaf.
Kasyaf angguk sebelum dia mengeluh,
"Dah tapi dia kata mungkin kita punya program ni kena cut cost
sikit."
"Hari tu punya program Sehati
Sejiwa pun dia orang dah cut cost, takkanlah program kali ni kena potong bajet
lagi?"
Ika ketuk dagu sebelum dia bersuara,
"Ke nak cari sponsor je?"
"Kalau senang nak cari sponsor, aku
okey je tapi program hari tu pun nak cari sponsor pun payah."
"Kau tak bincang dengan Encik
Sahak, hari tu kau kata kau nak bincang dengan dia, kan?" Pegawai HEPA
yang bernama Encik Sahak itu banyak membantu mereka bila berkaitan dengan
program amal yang selalu mereka usahakan.
"Tak bincang lagi. Tak sempat hari
tu. Isnin ni kot, insyaAllah. Kau nak ikut aku ke jumpa Encik Sahak tu?”
"Wei, bincang apa ni? Dari jauh
macam nampak awan kelabu je atas kepala korang," tiba-tiba kerusi kosong
di sebelah Kasyaf ditarik. Danny ukir sengih tak bersalah sebelum dia angkat
dua jari pada Ika, "Yo!"
Ika senyum sesaat sebelum dia tunduk
memandang buku notanya.
"Jangan sibuklah! Kau pergi balik
rumah..."
"Aku tengah tunggu Lutfi dengan
Aman, cari buku apa entah lama bukan main. Kasilah aku duduk dengan korang. Tak
baik ooo duduk berdua macam gini. Tak pernah dengar ke, kalau duduk berdua
pasti ada yang ketiga iaituuu... apa Cik Ika?"
"Syaitan," balas Ika,
perlahan.
"Ha, kaulah setan tu! Sibuk kat
sini apahal?" Balas Kasyaf tanpa perasaan.
Danny tarik muka sebelum telefon
pintarnya dikeluarkan dari poket seluar. Setan yeeeee... tunggu kau...
Danny
- Jihan...-
- Jihan...-
Jihan
- Ya?-
- Ya?-
Danny
- Kau tak join meeting KacapIka ke?-
- Kau tak join meeting KacapIka ke?-
Jihan
- Kejap lagi kot. Aku ada kat koperasi ni-
- Kejap lagi kot. Aku ada kat koperasi ni-
Danny
- Ooo...-
- Wei, ada benda lawak aku nak kasi dekat kau ni-
- Ooo...-
- Wei, ada benda lawak aku nak kasi dekat kau ni-
Jihan
- Benda apa?-
- Kalau gambar Bijan, aku tak nak-
- Benda apa?-
- Kalau gambar Bijan, aku tak nak-
Danny
- Ceit, bukanlah...-
- Apa daaa Bijan 😂😂-
- Kejap aaa-
- Ceit, bukanlah...-
- Apa daaa Bijan 😂😂-
- Kejap aaa-
Jihan
- 👌👌👌-
- 👌👌👌-
Danny
- (video sent)-
- Sebarkan dekat Ika tau?-
- (video sent)-
- Sebarkan dekat Ika tau?-
Jihan
- (video received)-
- Video apa ni?-
- Kenapa nak sebarkan dekat Ika?-
- (video received)-
- Video apa ni?-
- Kenapa nak sebarkan dekat Ika?-
Danny
- You'll know-
- Ciao, sayang-
- You'll know-
- Ciao, sayang-
Jihan
- Geli 😖😖😖-
- Geli 😖😖😖-
Danny
- Cis!-
- Bye-
- Cis!-
- Bye-
Jihan
- Daaaa-
- Daaaa-
Danny sengih sendiri sebelum telefon itu
diletakkan di atas meja. Tak sampai lima minit, telefonnya berbunyi tanda
pesanan Whatsapp masuk.
Jihan
- APA BENDA KAU SEND KAT AKU NI GILA?-
- KAHKAHKAHKAHKAHKAH-
- AKU TAK BOLEH BERHENTI GELAK GILA-
- 😂😂😂😂😂😂😂😂-
- APA BENDA KAU SEND KAT AKU NI GILA?-
- KAHKAHKAHKAHKAHKAH-
- AKU TAK BOLEH BERHENTI GELAK GILA-
- 😂😂😂😂😂😂😂😂-
Danny tekup mulut menahan tawa yang mahu
meletus.
Kasyaf memandang Danny, "Kau
kenapa?"
Danny menggeleng laju, "Tak ada
apa-apa. Aku blah dululah! Jumpa kat rumah."
Kasyaf angguk saja. Danny pula dah
berdiri. Baru dia nak membetulkan letak beg di bahunya, telefon Ika berdering
membuatkan bibirnya spontan mengukir senyum jahat.
Ika yang sedang berbincang dengan Kasyaf
mengangkat tangan, meminta Kasyaf menunggu sebentar. Bunyi notifikasi Whatsapp
yang bertalu-talu masuk buat dia terasa ada perkara penting yang dihantar
kepadanya.
Dahi Ika berkerut sikit melihat nama
yang ada pada skrin. Jihan? Tak menunggu lama, nama Jihan ditekan sebelum mesej
dari Jihan dibaca.
Jihan
- (video sent)-
- Tengok video ni-
- Wajib-
- Hiburan untuk kau-
- Kalau kau tak gelak, sah kau android-
- TENGOKKKKK TAU-
- (video sent)-
- Tengok video ni-
- Wajib-
- Hiburan untuk kau-
- Kalau kau tak gelak, sah kau android-
- TENGOKKKKK TAU-
Ika
- Apa benda ni?-
- Aku ingat ada benda urgent-
- Apa benda ni?-
- Aku ingat ada benda urgent-
Jihan
- Ni urgent la ni-
- Tengokkkkkkkkk-
- Ni urgent la ni-
- Tengokkkkkkkkk-
Ika menggeleng sebelum video yang
dihantar oleh Jihan tadi dimainkan. Lagu Cek Me Molek dendangan M. Daud Kilau
bergema kuat di kawasan kafe itu. Mata Ika yang sedikit sepet menjadi besar.
Tanpa dapat ditahan, tawanya meletus kuat.
Kasyaf pula dah berkerut dahi. Macam
pernah dengar je suara yang menyanyi tu. Video apa yang minah ni tengok?
Ika mengesat matanya yang terasa basah.
Allahuakbar, lawaknyalah. Dia kemudian memandang Kasyaf, "Aku tak sangka
kau pandai menyanyi macam M. Daud Kilau, siap bergelek sakan lagi."
Wajah Kasyaf berubah. Dia kalih ke kiri.
Dari jauh dia nampak Danny melambaikan tangannya sebelum Danny menjelirkan
lidah padanya. Dia mengetap bibir, geram! "Muhammad Dhani!!!"
“Kau, tak baikkkkk...” Aman kesat mata
yang terasa basah. Penat dia ketawa sampai keluar air mata. Bongoklah, Danny!
“Dah siapa suruh Kacap menyetankan aku?
Ha, itu makan diaaaa...” Danny bersuara, tak bersalah.
Lutfi di tempat duduk belakang sama
berdekah. Bengong sungguh! Dasar mat cetan!
Aman yang masih nak ketawa rasa telefon
pintarnya bergetar di dalam poket seluar. Laju telefon itu ditarik keluar. Dia
ukir senyum, spontan melihat nama yang ada di skrin, “Hello! Ya, Hafizah?”
Danny yang sedang memandu mengerling
Aman sekilas sebelum matanya bertemu dengan sepasang mata milik Lutfi di cermin
pandang belakang.
“Awak tak baca Whatsapp ke, Hafizah?”
Aman bersuara sebelum dia ketawa, “Bukanlah urgent sangat pun. So, nak tak
pergi kedai tu?”
Danny buat isyarat mata pada Lutfi.
Lutfi pula mengganggukkan kepalanya.
Aman diam sekejap sebelum dia
mengangguk, “Okey. See you tomorrow, then! Assalamualaikum.”
Danny yang masih memandu ukir senyum
bersahaja, “Rapat betul kau dengan Pijah tu sekarang, kan?”
Aman senyum, “Biasa jelah, wei.”
Lutfi nak menyampuk bila tiba-tiba Aman
ketawa, “Mampuslah kau, Danny!”
Danny jungkit kening namun tetap dia
tenang memandu, “Apahal?”
Lutfi di tempat duduk belakang, tanpa
kata dah ketawa berdekah-dekah bila Whatsapp grup Kacap dan Empat Budak Kacak
dibuka.
Aman tak menjawab sebaliknya tangan dia
lincah menaip di telefonnya, “You’re dead meat, dude!”
Kasyaf
- MUHAMMAD DHANIIIIIIIII!-
- MUHAMMAD DHANIIIIIIIII!-
Aman
- Amboi, caps lock. Awat ni cheq?-
- Danny tengah drive, btw-
- Amboi, caps lock. Awat ni cheq?-
- Danny tengah drive, btw-
Kasyaf
- DANNY MEMANG NAK KENA BUNUH DENGAN AKULAH!-
- DANNY MEMANG NAK KENA BUNUH DENGAN AKULAH!-
Radzi
- Mak oi... sampai nak membunuh-
- Kacap, istighfar...-
- Mak oi... sampai nak membunuh-
- Kacap, istighfar...-
Kasyaf
- Antara korang ni, siapa tahu dia rakam video aku semalam?-
- Antara korang ni, siapa tahu dia rakam video aku semalam?-
Aman
- Eh, rakam video?-
- Video apa, Kacap?-
- Eh, rakam video?-
- Video apa, Kacap?-
Kasyaf
- Betul kau tak tau?-
- 😒😒😒😒-
- Betul kau tak tau?-
- 😒😒😒😒-
Lutfi
- Aman...-
- Jangan pura-pura-
- Kau rakan subahat Danny kot-
- 😇😇😇😇😇-
- Aku tak terlibat Kacap-
- Aman...-
- Jangan pura-pura-
- Kau rakan subahat Danny kot-
- 😇😇😇😇😇-
- Aku tak terlibat Kacap-
Aman
- Pigi daaa Lutfi..-
- Kau pun menggalakkan kita orang semalam-
- Kau kira dah jadi rakan subahat kami ooo-
- Pigi daaa Lutfi..-
- Kau pun menggalakkan kita orang semalam-
- Kau kira dah jadi rakan subahat kami ooo-
Kasyaf
- 😧😧😧😧😧-
- 😧😧😧😧😧-
Lutfi
- Ala, Kacap...-
- Ala, Kacap...-
Radzi
- Apa dah jadi Kacap?-
- Apa dah jadi Kacap?-
Kasyaf
- Kau tanyalah Danny-
- Suka hati koranglah-
- Seronok sangat ke buat aku jadi bahan jenaka korang?-
- Kau tanyalah Danny-
- Suka hati koranglah-
- Seronok sangat ke buat aku jadi bahan jenaka korang?-
Aman
- Wei, Kacap...-
- Takkan kau sentap kot-
- 😓😓😓😓-
- Wei, Kacap...-
- Takkan kau sentap kot-
- 😓😓😓😓-
Lutfi
- Kacap...-
- Kacap...-
- Kacap...-
- Kacap...-
Radzi
- Apa Danny dah buat?-
- Apa Danny dah buat?-
Aman yang membaca mesej terakhir dari
Kasyaf berpaling memandang Lutfi di belakang, “Wei, dia marah kita betul ke?
Lain macam je ni.”
Lutfi pandang Aman, “Aku rasa Kacap
sentap betul ooo...”
Danny kerut dahi, “Sentap kenapa ni?
Wei, cuba cerita kat aku betul-betul!”
“Tapi aku rasa dia paling marah dengan
Danny ooo...” Tak menghiraukan Danny, Aman bersuara.
Tak tunggu lama, Danny bagi isyarat ke
kiri dan terus keretanya berhenti di bahu jalan. Telefon pintarnya ditarik
keluar dari poket seluar. Aplikasi Whatsapp dibuka dan grup Kacap dan Empat
Budak Kacak dibuka. Dahinya berkerut, “Wei, Kacap marah betul ke ni?”
Aman jungkit bahu. Lutfi di tempat duduk
belakang dah tepuk-tepuk bahu Danny. Danny segera menaip. Tiba-tiba dia rasa
menyesal kongsi video Kasyaf bergelek sakan pada Jihan.
Danny
- Wei, takkan pasal tu nak sentap kot-
- Wei...-
- Aku main-main je kot-
- Kacap-
- Wei, takkan pasal tu nak sentap kot-
- Wei...-
- Aku main-main je kot-
- Kacap-
Radzi
- Kata tengah drive?-
- Kata tengah drive?-
Aman
- Aku kata Kacap marah-
- Dia terus bagi signal ke kiri-
- Aku kata Kacap marah-
- Dia terus bagi signal ke kiri-
Danny
- Kacap...-
- Janganlah marah, wei!-
- Kacap...-
- Janganlah marah, wei!-
Lutfi
- Kacap?-
- Janganlah senyap je wei-
- Kacap?-
- Janganlah senyap je wei-
Danny
- Wei, Kacap...-
- Sorry-
- Aku nak bergurau je wei-
- Aku belanja kau pen lukisan yang kita tengok kat kedai buku hari tu ye?-
- Kacap?-
- Wei, Kacap...-
- Sorry-
- Aku nak bergurau je wei-
- Aku belanja kau pen lukisan yang kita tengok kat kedai buku hari tu ye?-
- Kacap?-
Aman
- Kacap, hari tu kau kata kau nak beli kasut sukan kan?-
- Petang ni kita pergi beli, nak tak?-
- Aku belanja-
- Okey, Kacap?-
- Kacap, hari tu kau kata kau nak beli kasut sukan kan?-
- Petang ni kita pergi beli, nak tak?-
- Aku belanja-
- Okey, Kacap?-
Lutfi
- Malam ni kita makan luar ye?-
- Aku belanja kau malam ni, Kacap-
- Kau orderlah apa pun-
- Aku belanja semua-
- Kacap?-
- Malam ni kita makan luar ye?-
- Aku belanja kau malam ni, Kacap-
- Kau orderlah apa pun-
- Aku belanja semua-
- Kacap?-
Radzi
- 😂😂😂😂😂😂😂-
- Tak tahu, Kacap marah...-
- Ayoookkkk-
- 😂😂😂😂😂😂😂-
- Tak tahu, Kacap marah...-
- Ayoookkkk-
Danny
- Kau tak membantu Radzi-
- Kau tak membantu Radzi-
Radzi
- Ah, malas aku nak bantu! Aku tak terlibat aaa-
- Korang yang sibuk nak merakam semalam-
- Good luck-
- 😉😉😉-
- Ah, malas aku nak bantu! Aku tak terlibat aaa-
- Korang yang sibuk nak merakam semalam-
- Good luck-
- 😉😉😉-
Danny
- Kacapppp-
- 😭😭😭😭-
- Kacapppp-
- 😭😭😭😭-
Aman
- Kacapppp-
- 😭😭😭😭-
- Kacapppp-
- 😭😭😭😭-
Lutfi
- Kacapppp-
- 😭😭😭😭-
- Kacapppp-
- 😭😭😭😭-
Kasyaf
- Korang kenapa, setan?-
- Aku pergi toilet kot-
- Korang kenapa, setan?-
- Aku pergi toilet kot-
Danny
- Kau tak marahlah ni?-
- Kau tak marahlah ni?-
Kasyaf
- Tak pun-
- Tak pun-
Aman
- Alhamdulillah-
- Alhamdulillah-
Lutfi
- Fuh, selamat-
- Fuh, selamat-
Danny
- Hehehehe... sayang Kacap ❤-
- Hehehehe... sayang Kacap ❤-
Kacap
- 😏😏😏😏-
- Anyway, thank you sudi nak belanja aku macam-macam-
- By the way, Danny-
- Pen tu aku nak tiga batang-
- Kaki aku saiz 11 tau, Aman-
- Warna biru, okey?-
- Kau belikan je untuk aku-
- Barulah terasa macam hadiah-
- Dan malam ni-
- Aku terasa nak makan steak dekat kafe Radzi kerja-
- Makan kat situlah malam ni, Lutfi-
- 😘😘😘😘-
- 😏😏😏😏-
- Anyway, thank you sudi nak belanja aku macam-macam-
- By the way, Danny-
- Pen tu aku nak tiga batang-
- Kaki aku saiz 11 tau, Aman-
- Warna biru, okey?-
- Kau belikan je untuk aku-
- Barulah terasa macam hadiah-
- Dan malam ni-
- Aku terasa nak makan steak dekat kafe Radzi kerja-
- Makan kat situlah malam ni, Lutfi-
- 😘😘😘😘-
Aman
- Kata tak marah?-
- Kata tak marah?-
Kasyaf
- Memang tak marah tapi dah korang offer macam-macam, rugilah aku tak terima-
- Memang tak marah tapi dah korang offer macam-macam, rugilah aku tak terima-
Danny
- Siot-
- Siot-
Lutfi
- Maigad 😑😑-
- Maigad 😑😑-
Aman
- 😒😒😒😒-
- 😒😒😒😒-
Kasyaf
- Aku harap aku sampai rumah nanti, semua hadiah dah ada-
- Yang steak tu tak apa-
- Aku tunggu malam ni, Lutfi-
- Okeylah, aku nak sambung meeting-
- 😘😘😘-
- Aku harap aku sampai rumah nanti, semua hadiah dah ada-
- Yang steak tu tak apa-
- Aku tunggu malam ni, Lutfi-
- Okeylah, aku nak sambung meeting-
- 😘😘😘-
Lutfi
- Jebon Kacap-
- Jebon Kacap-
Danny
- Pen lukisan tu mahal kotttt-
- 😭😭😭😭-
- Pen lukisan tu mahal kotttt-
- 😭😭😭😭-
Aman
- Menyesal pulak aku offer nak belanja-
- Siot 😂😂😂😂-
- Menyesal pulak aku offer nak belanja-
- Siot 😂😂😂😂-
“Huwarghhhh! Macam mana kita boleh kena
game dengan Kacap ni?” Danny dah ketuk-ketuk dahinya sendiri pada stereng
kereta.
Aman pula mula mengira dengan jari
jemarinya sebelum dia mengeluh. Hujung bulan makan Maggilah jawabnya!
Lutfi di belakang dah kerut-kerut dahi
memikir. Kasyaf ni macam tahu-tahu je aku baru dapat royalti buku. Ceit!
“Guys...”
Serentak, tiga pasang mata berpaling
memandang Radzi, “Kenapa?”
Radzi sengih sebelum dia juihkan
mulutnya pada Aman yang sedang tersenyum-senyum menaip di telefonnya, “Perasan
tak dua tiga menjak ni Aman asyik sengih-sengih macam kambing bila tengok
telefon?”
Kasyaf pandang Aman sekilas sebelum dia
angguk. Sejak di GULP! Cafe tadi lagi, dia perasan Aman asyik dengan telefon pintarnya,
“Dia mesej siapa?”
“Adik PG,” balas Danny sebelum dia
menyandarkan belakang badannya pada dinding, “Tadi siang Pijah tu siap telefon
dia.”
“Dia dah tak dengan Sakinah ke?” Lutfi
pula bertanya.
Radzi jungkit bahu, tanda tak tahu! Dia
berdehem sikit, “Aman!”
Aman pandang Radzi sekilas sebelum
matanya kembali pada skrin telefon, “Hmm...?”
“Kau mesej dengan siapa woi? Jomlah
gosip-gosip, apa barang main telefon aje...” Danny ukir sengih sebelum dia
meneguk Iced Americano yang dia bungkus dari kafe Radzi berkerja.
“Kejap...” Aman tersenyum sikit sambil
menaip sebelum dia meletakkan telefon itu di bawa pehanya, “Gosip pasal apa ni?
Kau dengan Jihan dah ready nak bercinta ke apa?”
Tersedak Danny dengan soalan Aman.
Lutfi ketawa besar. Radzi pula dah tepuk-tepuk
belakang Danny.
“Kau sekarang macam tak boleh berenggang
langsung dengan telefon tu, Aman! Kau mesej dengan siapa?” Tanya Kasyaf selamba
sebelum dia kembali melakar sesuatu pada buku lukisannya.
Aman sengih, “Aku mesej dengan Pijah.
Adik PG.”
"Kau suka ke
dengan adik PG tu?"
"Siapa?
Pijah?" Aman jungkit kening dengan soalan Radzi, "Suka."
"Serius?"
Radzi membuntangkan matanya.
”Sukalah.
Macam aku suka korang."
Danny garu kepala,
"Maksud kau? Kau bukan suka dia macam PG suka Elin?"
"Kenapa korang ni?
Aku selesa berkawan dengan dia. Dia punya kepala pun gila-gila jugak."
"Kalau dia nak
lebih dari kawan?" Lutfi bertanya pula.
Aman ketawa lalu
menggeleng, "Kau mengarut apa? Sakinah aku nak letak mana?"
"Kau dengan
Sakinah lagi ke?" Danny bertanya, terkejut!
Aman angguk,
"Mestilah."
Lutfi pandang Radzi.
Radzi pandang Kasyaf.
Kasyaf pandang Danny.
Danny hela nafas,
"Kalau macam tu, jauhkan diri kau dari Pijah."
"Kenapa pulak
dah?"
"Aman, perempuan dengan lelaki tak boleh berkawan!" Ujar Lutfi, serius.
"Aman, perempuan dengan lelaki tak boleh berkawan!" Ujar Lutfi, serius.
Aman ketawa, "Apa
korang ni. Kami kawan baik aje kot! Bukannya aku suka dia macam PG suka Elin.
Dia pun tak mungkinlah nak suka aku."
"Kenapa pulak tak
mungkin? Kau tau ke perasaan dia macam mana? Kau ada tanya dia ke perasaan dia
kat kau macam mana?" Radzi juga sudah menjadi serius.
"Maksud kau apa
ni?"
"Dia orang takut
kau terbabas ataupun Pijah terbabas jiwa raga," Kasyaf yang sedari tadi
diam, menyampuk.
"Terbabas apa
ni?"
"Apahal kau lampi
sangat, mangkuk?! Aku nampak cara Pijah pandang kau, Aman. Aku nampak cara dia.
SHE LIKES YOU! A LOT!" Danny bersuara, geram! "Kami tak nak kau
lukakan dia tanpa kau sedar! Kau mungkin tak sedar, tapi kami sedar!"
"Pi... Pijah suka
aku? Takkanlah?" Aman bersuara, ragu-ragu
“Kau? Kau suka Pijah
tak, Aman?”
Soalan Radzi buat Aman
terdiam.
Konflik Aman-Pijah dah nak muncul. Eh, hai semua :)
Awal² part sis dh smpai skit perut than gelak������ tpi dh ending ni, mcm geram plak dgn si Aman ni������
ReplyDeleteBtw rindunya dgn 5syaiton junior ni ������(senior depa harus lah owner² Gulp! Cafe����)
tahniah sis...rndu dengan novel2 sis..semoga terus maju dan diberikan kesihatan yang berpanjangan..AAMIIN
ReplyDeletewahhhhhh rindu kacap and the gengggg. thanks sis ;) btw selamat maju jaya
ReplyDeleteKeren bgt ceritanya.
ReplyDeleteSalam kenal ya. Saya masih pemula
Blog aku : hampabara.wordpress.com