"Hai
baby!"
"Gedik!"
Radzi melibas belakang Lutfi dengan tangannya, "Kau sorang je ke? Yang
lain mana?"
"Semua
keluar. Kasyaf ada meeting dengan team Sehati Sejiwa. Aman Danny ada latihan
basket."
"Lulz!
Kesian dok sorang-sorang."
Lutfi
buat muka, "Ikut aku, nak je dok dalam rumah tapi aku bosan dok
sorang-sorang."
"Bosan
ke takut?"
"Diamlah.
Kau habis kerja pukul berapa?"
Radzi
kerling jam di pergelangan tangan, "Tak tahu lagi. Malam ni ada bola,
mesti ramai lepak. Kau nak minum apa, cetan?"
"Bangang
cetan!" Lutfi ketawa, "Lain feel bila baca dengan cakap.
Euww..."
"Bongok!
Cepatlah nak minum apa?"
"Makan?"
"Burger
ayam jelah satu."
Radzi
mengangguk, "Baik..."
Baru
Radzi melangkah, apron yang dipakainya tiba-tiba ditarik Lutfi,
"Radzi!"
"Apa
kau?"
"Puspa
Wangi."
Radzi
kerut dahi, "Mana?"
"Tu!
Yang duduk dekat televisyen tu."
"Rambut
sanggul tu ke?"
"Dialah
tu. Cantik, kan?"
"Biasa
je aku tengok! Tapi aku fahamlah, mata kau kan kero sikit!"
"Kureng...
kau hina Puspa aku!"
Radzi
ketawa, "Aku hina kaulah, jebon! Sudah! Bos aku dah cekak pinggang
dah."
Lutfi
mengangguk saja namun matanya masih asyik merenung Puspa Wangi yang tidak
menyedari kehadirannya. Cantiknya ciptaanMu, Ya Allah...
Radzi
berjalan ke kaunter sambil menggeleng. Payah betul orang angau ni, "Teh
tarik satu. Chicken burger satu. Meja lima belas."
"Apahal
kawan kau tu dok senyum sorang-sorang?" Si lelaki yang bertocang satu
bertanya.
"Orang
angau macam tulah," balas Radzi ringkas.
"Macam
kau dululah, Mike!" Balas si lelaki berkaca mata sebelum menghulurkan
cawan berisi kopi pada Radzi, "Meja lapan."
"Bengong
Jet! Kau jangan percaya cakap mamat ni, Radzi!"
Radzi
ketawa saja.
"Radzi,
pick up! Vampire chicken, meja sepuluh!"
Suara
dari dapur itu buat Radzi tersentak namun dia tetap mengangguk,
"Noted!"
"Saudari Puspa?"
Puspa
yang sedang menaip di laptop, angkat muka. Spontan bibirnya mengukir senyum,
"Kasturi!"
Lutfi
tersengih malu, "Janganlah panggil saya Kasturi. Segan saya. Panggil Lutfi
dahlah!"
"Eh,
bukan nama awak jugak ke?"
Lutfi
garu kepala, "Memang nama saya tapi orang suka ejek saya limau kasturi
dulu. Rasa tak sanggup dah nak kena ejek."
Puspa
tertawa, "Maaf! Maaf... eh, duduklah! Janganlah berdiri aje."
Lutfi
tersengih lebar. Yes, boleh duduk dengan dia! Yes! "Awak sorang aje?"
Puspa
mengangguk, "Aah. Sepatutnya teman saya naj datang tapi entah dia tak
sampai-sampai lagi pun."
"Teman
ke kekasih?"
Puspa
tersipu-sipu, "Cepat aje awak tangkap ye, Lutfi? Teman bukan, kekasih pun
bukan."
Muka
Lutfi berubah, "Takkan suami kot?"
"Bukanlah!
Adik perempuan saya. Tak sampai-sampai lagi ni."
Lutfi
hela nafas. Fuuhh, lega! Ingat tunggu suami dia! "Tak call?"
"Dah
call, tak angkat-angkat."
Lutfi
mengangguk saja. Baru dia nak bersuara, ada satu suara lain menyampuk,
"Hazelnut latte for you, miss. Dan teh tarik untuk customer yang tiba-tiba
hilang dari tempat sendiri."
"Sibuklah
kau!" Lutfi mencerun pada Radzi.
Radzi
buat muka tak berperasaan, "Nak duduk kat meja lain pun informlah dulu,
bingai! Sikit lagi gaji aku nak kena potong sebab kau. Ingat kau dah
blah!"
Puspa
yang sedari tadi memerhati, ketawa kecil! "Sorry, saya yang jemput dia
duduk dekat sini."
Radzi
spontan ukir senyum, "Cik Puspa Wangi, kan?"
Puspa
kerut dahi namun tetap dia mengangguk, "Iya saya."
"Saya
Ir-Radzi. Lutfi panggil saya baby!"
Lutfi
dah tepuk dahi! Cinabeng Radzi. Kau saja nak jatuhkan saham aku ke macam mana?
"Baby?!"
Puspa bulatkan mata, "Er... you guys bukan..."
"Jangan
percaya cakap dia ni, Puspa. Saya masih lagi punya perasaan pada wanita."
Radzi
buat muka nak termuntah sebelum dia tersenyum, "Saya bergurau je, Cik
Puspa!"
Puspa
mengangguk dalam tawa.
"Kau
tunggu apa lagi? Blahlah wei!" Ujar Lutfi pada Radzi namun rendah saja
suaranya.
Radzi
buat muka menyampah, "Aku boleh balik pukul sebelas karang. Nak balik
sekali ke?"
Lutfi
mengangguk, "Sekali!"
Radzi
pandang Puspa sebelum tersenyum, "Enjoy your drink, Cik Puspa dan jangan
layan sangat si Lutfi ni. Dia bukannya betul sangat."
"Blah!"
Lutfi tolak Radzi supaya berlalu.
Radzi
ketawa saja. Takut sangat orang kacau dia dating. Galak
“Assalamualaikum...” Aman menolak pintu sliding
sambil memberikan salam, “Lutfi... ooo... Lutfi...”
“Lutfi tak ada ke?” Tanya Danny sebelum
menolak Aman masuk ke dalam rumah.
Aman berjalan ke bahagian tengah ruang tamu
sebelum dia berbaring. Mak, letihnya! “Entah! Tak menyahut pun. Tidur kot.”
“Lutfi tidur awal? Pelik...” Ujar Danny yang
sudah duduk bersandar pada dinding, “Wei, letih gila!”
“Kan? Harapnya lepas ni PG tak buat dah
latihan malam. Letih dia lain macam!”
Danny angguk, bersetuju! “Mana Lutfi ni?
Selalu kalau kita tak ada, dia duduk kat ruang tamu je.”
“Keluar kot! Motor dia ada ke tadi kat porch?”
“Entah! Tak perasan aku. Aku fikir nak masuk
rumah je tadi,” Danny tersengih sebelum telefon pintarnya dikeluarkan dari beg
sandangnya.
Danny
- Lutfi sayang-
- Where are you? I dengan Aman dah balik ni-
- Lutfi sayang-
- Where are you? I dengan Aman dah balik ni-
Aman
- Lutfiiiiii...-
- Menyahutlah oiiii...-
- Lutfiiiiii...-
- Menyahutlah oiiii...-
Radzi
- Lutfi datang bawak diri kat kafe aku kerja ni ha. Takut dok sorang gamaknya-
- Lutfi datang bawak diri kat kafe aku kerja ni ha. Takut dok sorang gamaknya-
Danny
- Badan katang macam Malek Noor tapi penakut pahit 😂😂😂-
- Badan katang macam Malek Noor tapi penakut pahit 😂😂😂-
Aman
- Statement tak beragak. Celah mana badan Lutfi tu macam Malek Noor?-
- Macam badan belalang kunyit adalah-
- Statement tak beragak. Celah mana badan Lutfi tu macam Malek Noor?-
- Macam badan belalang kunyit adalah-
Radzi
- Kahkahkah 😂😂😂-
- Belalang kunyit kau kata-
- Kahkahkah 😂😂😂-
- Belalang kunyit kau kata-
Kasyaf
- Aman-
- Danny-
- Korang ada kat rumah ke?-
- Aman-
- Danny-
- Korang ada kat rumah ke?-
Danny
- Yeszaa! Baru sampai. Bontot pun tak panas lagi-
- Kenapa Kacap sayang? 😚😚-
- Yeszaa! Baru sampai. Bontot pun tak panas lagi-
- Kenapa Kacap sayang? 😚😚-
- 😒😒😒-
- Masak nasi wei! Aku lapar-
Aman
- Dah kau nak makan lauk apa? Barang dapur dah habis. Telur pun tak ada-
- Dah kau nak makan lauk apa? Barang dapur dah habis. Telur pun tak ada-
Kasyaf
- Lah, dah habis ke? Ingat ada lagi-
- Tak apalah. Nanti aku beli tomyam kat mana-mana kedai otw balik nanti-
- Lah, dah habis ke? Ingat ada lagi-
- Tak apalah. Nanti aku beli tomyam kat mana-mana kedai otw balik nanti-
Danny
- KACAAAAAPPPPPPPPP-
- EMERGENCYYYYYYYYY-
- KACAAAAAPPPPPPPPP-
- EMERGENCYYYYYYYYY-
Kasyaf
- Kenapa Danny?-
- Kenapa Danny?-
Danny
- Beras dah habis 😂😂-
- Beras dah habis 😂😂-
Kasyaf
- Aku nak buat emoji sedih tapi nanti korang bahan aku-
- Tak apalah. Nanti aku beli nasi bungkus ajelah-
- Aku nak buat emoji sedih tapi nanti korang bahan aku-
- Tak apalah. Nanti aku beli nasi bungkus ajelah-
Radzi
- Ke nak aku belikan makanan kat kafe aku kerja ni je?-
- Ke nak aku belikan makanan kat kafe aku kerja ni je?-
Aman
- Bagus jugak idea Radzi tu-
- Bergeliga jugak rupanya otak kau, Radzi-
- Bagus jugak idea Radzi tu-
- Bergeliga jugak rupanya otak kau, Radzi-
Radzi
- Apa selama ni aku bebal ke? 😒😒😒-
- Apa selama ni aku bebal ke? 😒😒😒-
Aman
- Aku tak kata pun 😁😁😁-
- Tapi kalau terasa, ambiklew-
- Aku tak kata pun 😁😁😁-
- Tapi kalau terasa, ambiklew-
Radzi
- Cissss-
- Ha, nak order apa?-
- Cissss-
- Ha, nak order apa?-
Kasyaf
- Nasi-nasi ada ke?-
- Nasi-nasi ada ke?-
Radzi
- Ada-
- Nasi butter dengan ayam gril, kambing gril dll-
- Dasar perut Melayu-
- Ada-
- Nasi butter dengan ayam gril, kambing gril dll-
- Dasar perut Melayu-
Kasyaf
- Dah aku Melayu-
- Bukan macam kau, perut Mexico-
- Dah aku Melayu-
- Bukan macam kau, perut Mexico-
Radzi
- Ah, sudah-
- Order cepat-
- Ah, sudah-
- Order cepat-
Kasyaf
- Ayam gril-
- Ayam gril-
Aman
- Burger ayam satu-
- Sayur lebih-
- Burger ayam satu-
- Sayur lebih-
Danny
- Mee kari Jihan ada jual tak?-
- Mee kari Jihan ada jual tak?-
Radzi
- Rindu Jihan lettew-
- Mee kari Apek ada, mee kari Jihan tak ada-
- Rindu Jihan lettew-
- Mee kari Apek ada, mee kari Jihan tak ada-
- Apek pun Apeklah-
- Mana tahu kalau makan aku boleh berkungfu 😁😁😁-
Aman
- Bangang abadi 😂😂-
- Bangang abadi 😂😂-
Kasyaf
- ...-
- ...-
Radzi
- Wei, gila!-
- Nama tukang masak je Apek, dia melayu-
- Wei, gila!-
- Nama tukang masak je Apek, dia melayu-
Danny
- Ala, baru nak berkungfu 😂😂-
- Ala, baru nak berkungfu 😂😂-
“Assalamualaikum...”
Danny laju berpaling memandang pintu, “Waalaikumussalam!
Yeayyyy! Radzi dah balik!”
Radzi sengih, “Sukanya kau nampak aku! Tahulah sayang
aku.”
“Memang aku sayang kau pun,” ujar Danny sebelum
mengenyitkan matanya.
“Geli!” Radzi buat muka seperti dia geli dengan
kata-kata Danny sebelum dia duduk di sebelah Danny yang sedang meniarap, “Aman
mana?”
“Ada kat dapur. Bancuh air.”
“Wei, aku balik kau tak bersorak pun!” Lutfi yang baru
siap mengunci motornya buat muka pada Danny yang buat tak peduli kepadanya.
Danny pandang Lutfi sekilas sebelum dia bertepuk
tangan, sekali! “Yeay!”
“Tak ikhlas gila tapi tak apa. Sebab malam ni ada
benda happy terjadi dekat aku, aku terima segalanya.”
Danny menjungkit kening pada Radzi, “Benda apa jadi
kat dia?”
Radzi senyum senget, “Dia duduk semeja dengan Kak
Puspa Wangi kesayangan.”
“Ooo... patutlah! So sawit!” Danny buat gaya ‘tangan
ke dada, mata ke atas’.
“Kau tengok apa wei?” Tanya Lutfi yang sudah duduk di
sebelah Radzi.
“Slam dunk!”
Lutfi buat muka bosan, “Tak bosan ke kau? Asyik tengok
cerita ni. Cuba tengok anime lain.”
“Tak mahu!” Danny geleng sebelum dia memandang Lutfi, “Wei,
kau ada cerita Samurai X tak? Jihan tanya.”
“Ada. Nanti kasi pendrive la, aku save dalam tu.”
Danny angguk sebelum dia menjerit, “Amannnnnnnnn...
mana airnyaaaaaaaaa?”
“Ya! Siap dah ni!” Aman keluar dari dapur dengan
menatang sebuah dulang berisi jag plastik dan empat biji gelas.
“Amboi, siap berdulang bagai!” Ujar Radzi separuh
mengusik.
“Aku tak cukup tangan nak bawak semua.”
“Eh, korang nak makan dulu ke? Ke nak tunggu Kacap?”
Danny pantas menekan butang PAUSE sebelum dia duduk.
Komputer riba miliknya diletakkan di bawah meja belajar, “Kacap kata tak payah
tunggu dia. Dia tak habis lagi meeting kot.”
Radzi mengangguk, “Sibuk betul dia sekarang.”
Lutfi ukir sengih, “Kenalah sibuk, demi nak bagi
anak-anak makan.”
“Bangang Lutfi!” Aman dan Danny dah ketawa.
Tak sempat Radzi nak masuk bilik, Aman menyeru
namanya, “Radzi, karang tengok movie jom. Esok cuti.”
Radzi berpaling, “On! The Conjuring aa...”
Lutfi buat muka, “Korang tengoklah. Aku tak nak join.”
Danny yang sudah membuka bungkusan makanannya senyum
keji, “Siapa yang ajak kau pun?”
“Kureng, Danny!”
Aman dan Danny dah ketawa sambil ber-high five.
Lutfi pula dah buat muka menyampah. Kau tunggu,
Danny... kau tunggu...!
p/s; haiiiiiiiiii... maaf lama menghilang. Selamat membaca ya. Jangan lupa komen <3
Awww rindunya Mike jet apek!!Adib xde ke?Hurmmm btw best sgt cite ni...Nt update lagii😀😀😀
ReplyDeleteRindu Pcik Apek, Mike,Jet n Adib... Citer yg santai n best... Tq Najwa
ReplyDeleteRindu kt semua tu.....
ReplyDeletemelepas rindu....
ReplyDelete����������������
ReplyDeleterindu...hahaha
ReplyDeletegelak sorang2 je bace kisah diorang
Torbaek
ReplyDeleteRindu Gulp kafe!
ReplyDeleteTerubat rindu....
ReplyDeleteOk i iz cannot..mesti gelak kalau baca especially dekat group ws diaorang tu..hahaha
ReplyDeletemiss all about the hero of gulp's cafe
ReplyDeleteBila nak sambung sis? ��
ReplyDelete