"Wei, Kacap! Bangun! Kau tidur kat sini apahal?"
Kasyaf yang terasa bahunya diketuk membuka mata! "Aku tak larat nak jalan masuk bilik."
Danny kerut dahi, "Pukul berapa kau balik? Aku terjaga pukul satu, kau tak balik lagi."
"Pukul tiga lebih. Sekarang pukul berapa?" Kasyaf gosok mata. Badannya masih terasa letih.
"Pukul enam setengah dah. Bangunlah. Solat subuh dulu!" Danny menepuk bahu Kasyaf sebelum dia berlalu ke bilik Aman dan Radzi.
"Bangun dah?"
Radzi yang mencangkung di tepi tilam Aman menggeleng, "Tak mahunya nak bangun! Tinggal simbah air panas je ni."
Aman masih tak berkutik.
Danny pandang Radzi lalu dia dengan sengaja, bersuara kuat, "Radzi, telefon mama Aman wei! Cakap anak teruna dia ni liat benar nak bangun subuh!"
"Ye! Aku bangun! Aku bangun! Jangan telefon mama aku!" Aman bangkit dari tidunya lalu dia menggosok matanya.
Danny sengih, "Bagus! Pergi kejut Lutfi pulak. Tu sekor lagi liat nak bangun. Tak tahulah setan dok bergayut dekat mata dia ke memang dia sendiri yang jadi setan."
Radzi ketawa sambil menekan perut, "Kalau Lutfi bukan jadi setan, dia jadi cetan."
"Hoi, pagi-pagi buat dosa mengutuk aku! Aku bangun dah kot! Aman tu yang banyak cetan!" Lutfi menyampuk. Entah bila dia berdiri di muka pintu bilik Aman dan Radzi.
"Bangang cetan!" Ujar Aman sebelum dia berdiri, "Pagi-pagi buat aku geli!"
"Sudahlah Lutfi, Kalau bukan aku kejut, kau pun takkan bangun!" Ujar Kasyaf yang entah bila berdiri di belakang Lutfi, "Jom, bentang sejadah!"
Lutfi mengikut saja arahan Kasyaf. Tak ikut nanti kena bebel pulak.
“Eh, kau dah nak keluar ke Kacap?” Radzi yang sedang menatang dulang berisi air milo panas ke ruang depan jungkit kening.
Kasyaf yang sedang menyarung kasut berpaling sekilas sebelum mengangguk, “Nak setup tempat event.”
“Sarapanlah dulu,” ujar Danny yang sedang menatang sebuah bekas besar berisi nasi goreng telur, resipi uminya.
“Tak sempat dah kot. Eh, Radzi... duit nasi semalam, aku bayar nanti ye? Aku baru teringat.”
Radzi buat isyarat okey, “No biggie. Faham kau sibuk!”
Kasyaf angguk sebelum dia berdiri, “Aku gerak dulu. Assalamualaikum.”
“Waalaikumussalam,” serentak Danny dan Radzi menjawab serentak.
“Sibuk sungguh Kacap, kan?” Ujar Danny pada Radzi yang sudah mula menyuap nasi goreng.
Radzi angguk, “Dia rajin. Suka libatkan diri dengan event-event macam gitu.”
“Aman tak bangun lagi ke?”
Radzi geleng, “Belum. Semalam dia siapkan assignment dia sampai pukul berapa entah. Lepas Zohor nanti dia ada discussion kat library pulak, dia cakap semalam.”
“Ooo... apahal semua orang busy gila ni? Cuti-cuti ni hari untuk merehatkan diri tahu?”
“Sebab semua orang rajin, bukan macam kau. Pemalas!”
Danny jeling Radzi, “Meluat.”
Radzi ketawa saja.
Danny yang sedang bergolek di atas tilam miliknya mencapai telefon pintarnya yang ada di tepi bantal. Bosannyalah! Aman keluar pergi library! Lutfi sibut siapkan assignment dalam bilik, Danny kacau dia buat tak peduli pun.
Radzi? Ada je kat bilik sebelah, tadi dia dah kacau si Radzi tapi Radzi pun malas nak layan dia. Sedihnyaaaaaaa... tapi tak apa! Danny ada seorang lagi mangsa nak dijadikan bahan usikan dia. Jihan!
Danny- Laparnyaaaaaa-
- Jihannn-
- Jihannnnnn-
- Jihannn-
- Jihannnnnn-
Aman- Tung ah, kalau lapar je boleh mengadu kat Jihan sayang ©-
Radzi- Jihan tak ada dalam ni-
- Jebon banyak-
- Jebon banyak-
Danny
- Eh, salah hantar mesej-
- Kahkahkahkah -
- Malunye sayeeee -
- Eh, salah hantar mesej-
- Kahkahkahkah -
- Malunye sayeeee -
Aman
- Mana Jebon? Mana Jebon?-
- Mana Jebon? Mana Jebon?-
Radzi
- -
- -
- -
- -
Aman
- Ngek Radzi-
- Wei, Kasyaf mana?-
- Senyap je dari pagi-
- Ngek Radzi-
- Wei, Kasyaf mana?-
- Senyap je dari pagi-
Radzi
- Sibuk dengan persiapan event Sehati Sejiwa tu kot. Event tu esok kan?-
- Kasturi pun senyap je-
- Sibuk dengan persiapan event Sehati Sejiwa tu kot. Event tu esok kan?-
- Kasturi pun senyap je-
Lutfi
- Bangang!-
- Jangan panggil aku Kasturilah-
- Bangang!-
- Jangan panggil aku Kasturilah-
Danny
- Ha, event Kacap tu esok-
- Tu keluar dah tu-
- Panggil Kasturi je keluar-
- -
- Ha, event Kacap tu esok-
- Tu keluar dah tu-
- Panggil Kasturi je keluar-
- -
Aman
- Wei, aku teringin laksa-
- Budak-budak ni sembang pasal laksa tadi-
- Jom pergi pasar malam malam ni-
- Wei, aku teringin laksa-
- Budak-budak ni sembang pasal laksa tadi-
- Jom pergi pasar malam malam ni-
Danny
- Aku tak boleh-
- Malam ni nak tolong Jihan set up booth dekat karnival keusahawanan-
- -
- Aku tak boleh-
- Malam ni nak tolong Jihan set up booth dekat karnival keusahawanan-
- -
Lutfi
- Aku ada kelas ganti malam ni-
- Tak boleh teman kau-
- Sorry Aman baby L-
- Aku ada kelas ganti malam ni-
- Tak boleh teman kau-
- Sorry Aman baby L-
Aman
- Radzi?-
- Radzi?-
Radzi
- Aku kerja malam ni-
- Aku kerja malam ni-
Aman
- Aku sorang jelah ni?-
- -
- Aku sorang jelah ni?-
- -
Danny
- Or... kau boleh tolong aku set up booth Jihan-
- Or... kau boleh tolong aku set up booth Jihan-
Aman
- Malas-
- Kacap, where are you baby?-
- Malas-
- Kacap, where are you baby?-
Danny
- Memang taklah Kacap nak teman kau. Mamat tu tengah sibuk, kan?-
- Kenapa kau tak ajak adik PG je?-
- Dia kan suka makan-
- Memang taklah Kacap nak teman kau. Mamat tu tengah sibuk, kan?-
- Kenapa kau tak ajak adik PG je?-
- Dia kan suka makan-
Aman
- Aku tak ada nombor dia-
- -
- Aku tak ada nombor dia-
- -
Danny
- 0123456789-
- -
- 0123456789-
- -
Aman
- -
- Mana kau dapat nombor dia?-
- -
- Mana kau dapat nombor dia?-
Radzi- Danny, Playboy Malaya kot-
- Harus nombor telefon semua gadis-gadis dia ada-
- -
- Harus nombor telefon semua gadis-gadis dia ada-
- -
Danny
- Palaotak Playboy Malaya-
- Hari tu PG telefon adik dia pakai nombor aku-
- Cepat berterima kasih dekat aku-
- Palaotak Playboy Malaya-
- Hari tu PG telefon adik dia pakai nombor aku-
- Cepat berterima kasih dekat aku-
Aman
- Thank you Danny baby-
- Mmmuahhhh -
- Thank you Danny baby-
- Mmmuahhhh -
Lutfi
- Mangai jijik -
- Nombor Puspa kau tak ada ke Danny?-
- Mangai jijik -
- Nombor Puspa kau tak ada ke Danny?-
Danny
- Kak Puspa kau tu pakai telefon ke?-
- -
- Kak Puspa kau tu pakai telefon ke?-
- -
Lutfi
- Pakailah kot-
- Kenapa kau tanya macam tu?-
- Pakailah kot-
- Kenapa kau tanya macam tu?-
Danny
- Mana tau, kot dia pakai merpati ke nak berhubung dengan orang-
- Orang nama klasik katakan-
- Mana tau, kot dia pakai merpati ke nak berhubung dengan orang-
- Orang nama klasik katakan-
Radzi
- Danny, tak lawak-
- Nora tak nak kasi bintang -
- Danny, tak lawak-
- Nora tak nak kasi bintang -
Danny
- K -
- K -
Danny tersengih. Dari tak nak mengacau budak-budak sengal tu, dah terkacau pulak. Semua gara-gara salah hantar mesej. Telefon di tangannya diletak ke tepi. Niatnya yang nak mengacau Jihan ditangguhkan apabila dia terasa matanya memberat. Dia mula memejamkan matanya dan tak sampai beberapa minit, dia mula terlena.
“Assalamualaikum...”
Ucapan salam dari luar rumah buat Aman dan Lutfi pantas berpaling memandang pintu, “Waalaikumussalam.”
Danny mengukir sengih lebar memandang kawan-kawannya yang sedang bersila sambil bermain Jenga, “Huyooo, main jenga! Mana dapat ni?”
“Lepas pergi pasar malam tadi, aku teman Pijah pergi kedai buku. Kedai buku tu dok lelong benda ni. Aku belilah,” jawab Aman sebelum dia perlahan-lahan menolak blok kayu yang berada di barisan tengah.
“Gigih gila!” Ujar Danny sebelum dia masuk ke dalam biliknya. Tak sampai beberapa minit, Danny keluar dari biliknya. Seluar jeans yang dipakai tadi sudah ditukar dengan kain pelikat, “Nak main jugek...”
“Susun baliklah, wei!” Lutfi pandang Aman.
“Laju je kau nak susun balik! Taulah dah nak kalah.”
“Mana ada...” Lutfi menafikan, “Dah budak senget ni nak join main. Takkan nak bagi dia sambung main terus.”
“Fine! Fine!” Aman mengangguk setuju sebelum dia mencapai telefon pintarnya yang diletakkan di bawah kakinya, “Tapi kau susun!”
“Yelah!” Lutfi menolak blok kayu yang bersusun itu dengan jari telunjuk dan blok-blok kayu tersebut terus berterabur di lantai.
“Aku nak pergi buat air kejap. Korang nak?” Tanya Danny.
Aman dan Lutfi sama-sama mengangguk, “Nak!”
“Ceit! Laju je...” Danny buat muka namun dia tetap juga melangkah ke dapur.
“Assalamualaikum...” satu suara memberi salam dari luar rumah buat mereka bertiga serentak menjawab salam walaupun masing-masing ralit dengan kerja masing-masing.
“Waalaikumussalam!”
“Amboi, sibuk sangat sampai tak nak toleh tengok aku langsung!” Rungut Radzi sebelum dia mencampakkan begnya ke lantai. Dia kemudiannya duduk di sebelah Aman sebelum dia bersandar belakang badannya dengan bahu Aman, “Letihnyaaaaaaaa...”
“Tak lalu nak toleh dah. Asyik muka sama je keluar masuk rumah ni,” jawab Aman sebelum menjungkitkan bahunya sedikit, “Kau makan dah ke?”
“Dah!” Radzi mengangguk sebelum dia memandang Lutfi yang masih lagi menyusun blok-blok Jenga, “Korang main apa ni? Jenga?”
“Ha!” Aman angguk.
“Mana dapat?”
“Aman beli dekat kedai buku lepas dating dengan adik PG,” laju Danny yang baru keluar dari dapur menjawab bagi pihak Aman.
“Mana ada aku dating dengan dia, gila!” Aman buat muka. Mula dah...
Danny sengih sebelum dia menuang air teh o ais ke dalam cawan-cawan yang dia bawa dari dapur tadi, “Air, Radzi?”
“Boleh jugak!” Radzi angguk.
“Dah siap susun!” Lutfi bersuara, bangga!
“Siapa nak mula dulu ni?” Tanya Danny selepas dia meneguk air di dalam cawan.
“Lutfi mula dulu tak apa. Lepas tu, kau. Last baru aku!” Aman memandang Lutfi dan Danny sebelum dia mengerling Radzi, “Kau nak main ke?”
“Tak nak! Aku jadi pengadillah!”
“Elok jugak tu!” Dannya mengangguk setuju, “Tapi kan... takkan kita nak main kosong je? Tak ada denda ke kalau blok kayu di jatuh?”
“A’ah kan?” Aman mengetuk dagunya berfikir sebelum dia pandang Radzi, “Tuan pengadil, cuba bagi denda yang sesuai.”
Radzi ukir sengih jahat tiba-tiba, “Sesiapa yang jatuhkan blok-blok ni, dia kena post video kat Facebook buat tutorial shawl. Macam yang kita buat dulu tapi... kali ni tak nak pakai tuala, kain pelikat. Betul-betul pakai shawl punya!”
Aman ukir sengih, “On!”
Danny pandang Lutfi sebelum keningnya dijungkit, “On!”
“On!” Lutfi jawab penuh yakin sebelum dia pandang Radzi, “Tapi tak syoklah kalau kau tak masuk, Radzi. Kau join main sekalilah. Baru rasa ada persaingan sikit.”
Radzi buat muka malas.
Danny pantas bersuara, “Ala, tak payahlah ajak Radzi. Kalau dia main, harus dia kena denda.”
“Ewah, sedap mulut kau je cakap aku yang kena denda kalau aku main.”
“Dah tu, joinlah main!” Aman jungkit-jungkit kening.
“Okey! On!” Radzi pantas menjawab, bersemangat, “Siapa kalah, buat tutorial shawl aa...”
“On!” Serentak mereka bertiga menjawab.
p/s; agak-agak siapa kalah? :D
Nak lutfi aci x?? Lepastu nnt kak puspa wangi dia komen dekat vid tu ����
ReplyDelete-widad amsyar-
aci tak kalo tiga2 ekor nie wat tutorial shawl...hahaha
ReplyDeletenak lagi...best2
ReplyDeleteHarap2 radzi yang kena 😂😂😂
ReplyDeleteNak aman
ReplyDeleteKan best kalau tiga2 tu buat tutorial. Tunjuk kat puspa, pijah, jihan. :D. Best kak najwa.
ReplyDeleteTutorial pakai shawl tu.... Sape yg kena.. Jeng jeng jeng
ReplyDeleteNak Radzi..hehehe
ReplyDeleteTerbaik ah����I want more.....
ReplyDeleteKalau Aman yang kalah mau PG tak bagi adik dia dating dgn Aman dah..hahaha
ReplyDeleteTak pernah mengecewakan 😍
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerbaik
ReplyDelete