Aman hela nafas. Perbualan dia dengan
rakan-rakannya dua hari lepas bagai terngiang-ngiang di telinganya. Betul ke
Pijah suka pada dia? Atau rakan-rakannya saja nak mengenakan dia?
Kalau betul Pijah suka
dia, apa patut dia buat? Dia suka Pijah jugak tak? Tapi Sakinah macam mana?
Sakinah pula, apa definisi hubungan kami ni? Aduh, serabut perut aku!
“Aman! Danny! Kacap!
Lutfi!” Suara Radzi dari ruang tamu buat lamunan Aman mati namun tidak dia
menyahut. Aman mengeluh. Serabut! Nak study pun tak tenang!
Bunyi notifikasi dari
telefon pintarnya buat dia terus mencapai telefon pintarnya sebelum dia
berbaring di atas tilam.
Radzi
- Wahai sahabatku sekalian makhluk alam-
- Si lonjong macam zirafah tapi perangai macam tenuk-
- Si pendek tak cukup zat, selalu perasan kacak tapi pandai main basketball-
- Si kaum kerabat Hang Kasturi tapi tak wangi-
- Si serius yang hidup hari-hari macam ada paper statistik-
- Keluarlah kamu semua...-
- Wahai sahabatku sekalian makhluk alam-
- Si lonjong macam zirafah tapi perangai macam tenuk-
- Si pendek tak cukup zat, selalu perasan kacak tapi pandai main basketball-
- Si kaum kerabat Hang Kasturi tapi tak wangi-
- Si serius yang hidup hari-hari macam ada paper statistik-
- Keluarlah kamu semua...-