"Nama apa?" Aman kerut dahi. Dia tak jadi menyuap
nasi mendengar nama yang disebut Lutfi.
"Puspa Wangi aku kata."
Radzi dah tersedak-sedak, "Datang dari zaman bila?
Klasik benor namanya..."
"Dia sebaya PG kot," jawab Lutfi.
Danny mengacau-ngacau kuah mee kari dengan meenya supaya
serasi sebelum bersuara, "PG tua dua tahun dari kita."
"Ha..." Lutfi mengangguk.
Nak jawab tak boleh. Mulut penuh dengan makanan.
"Dah kahwin?" Tanya Kasyaf sebelum
menyuap nasi yang sudah digaul dengan kuah ayam masak kicap ke dalam mulut.
Uhuk! Lutfi tersedak.
Aman laju menepuk belakang Lutfi.
Radzi dah tergelak-gelak. Baru tanya
dah kahwin, tersedak terus!
"Kau, Kacap! Saja nak bagi
harapan aku musnah hancur kan?" Ujar Lutfi selepas meneguk air yang
dihulur Danny.
"Aku tanya je."
Danny senyum sinis, "Kau apa
kes, Kacap? Sejak bila kau pandai pakai emoji? Mood kau hari ni pun bukan main
okey. Ada orang senyum dekat kau ke?"
Uhuk! Kacap pula tersedak!
Radzi terus menepuk belakang Kasyaf.
Lutfi pula menghulurkan gelas yang dia gunakan tadi kepada Kasyaf,
"Minum dulu. Minum."
Aman pula dah jungkit-jungkit kening
pada Danny. Siapa?
Danny pula buat menunjukkan baju
hitam yang dipakainya kepada Aman.
Aman buntangkan matanya yang tak
berapa besar, "IKA MINAH GOTHIC?!"
Kasyaf yang
sedang meneguk air, terus tersembur, "Purrrr!"
"Hoi, menyembur!" Lutfi
mengelap wajahnya yang terkena tempias air Kasyaf.
Pinggan yang masih bersisa langsung ditolak ke tepi. Tercemar habis!
"Iyekkkk!" Radzi ambik tisu
lalu dilap-lap pada lengannya yang terkena semburan magis Kasyaf.
Danny tersenyum senget sebelum
menyuap mee kari ke dalam mulutnya. Hai, senangnya dalam hati... dapat kenakan
Kacap. Muahaha!
“Aman,
petang ni ada practice tak?” Danny yang sedang duduk berlunjur kaki di luar
surau bertanya pada Aman. Habis saja kelas tadi, terus dia dan Radzi ke surau
untuk menunaikan solat Zohor. Kebetulan, mereka berdua bertembung dengan Aman
yang sedang mengambil wuduk di surau itu.
“Adalah,
kan?” Aman menjawab tak pasti, “PG tak mesej apa-apa ke dalam group Whatsapp?”
Danny
menggeleng, “Entah! Mobile data aku dah habis. Wifi kampus aku tak dapat nak
connect.”
Aman
keluarkan telefon pintarnya dari poket seluar. Aplikasi Whatsapp dibuka sebelum
dia membaca pesanan yang masuk, “Tak ada! Coach pun senyap je.”
Danny
mengangguk saja, “PG dok dalam lab kot. Tak apalah. Lepas kelas karang aku nak
pergi pejabat HEPA, nanti aku tanya coach. Alang-alang tu biar aku tanya terus
pasal jadual latihan.”
“Bagus!
Sem depan, aku vote kau jadi kapten!”
Danny
buat muka, “Tak nak aku jadi kapten. Nak handle diri sendiri pun tak terdaya,
inikan nak handle satu team.”
Aman
ketawa saja sebelum dia duduk di sebelah Danny, “Kau ada kelas lagi lepas ni?”
Danny
angguk, “Ada. Kau?”
Aman
geleng, “Tak ada tapi aku nak pergi library. Cari bahan rujukan sikit.”
“Eh,
mana Radzi ni? Lamanya melabur...” Danny mengerling jam di pergelangan
tangannya. Tadi lepas selesai solat, Radzi cakap nak pergi ke tandas. Nak
membuang katanya.
“Aman!
Danny!”
Aman
yang mendengar namanya diseru, panggung kepala! “Kasturi!”
Danny
pula dah ketawa.
Lutfi
langsung menunjuk penumbuk pada Aman, “Apasal kat sini pun aku jumpa dengan
korang?”
“Wei,
gila! Kalau kau tak tegur tadi, kami dua nak buat tak peduli je tau tak?” Usik
Danny pada Lutfi yang dah duduk di sisi Aman, “Kau dari mana?”
“Baru
lepas jumpa lecturer. Dia nak aku masuk sayembara penulisan puisi sempena
dengan Minggu Bahasa.”
“Ooo...
dah tu? Kau nak masuk ke? Pergh... makin berkepuklah duit kau...”
Lutfi
jeling Aman yang tersengih, “Bengong! Aku tak bagi jawapan lagi. Sibuklah
sekarang. Dengan assignmentnya, presentation lah, dengan test lagi... tak dan
nak kejar aku pun.”
Danny
dan Aman mengangguk. Sekarang ni memang waktu-waktu genting pelajar. Baru
hantar assignment lama semalam, hari ni dapat assignment baru. Esok test, lusa
test, siang test, malam pun test.
“Eh,
korang buat perjumpaan rumah sewa kat surau ke macam mana?” Tegur Radzi yang
baru keluar dari surau pada tiga orang manusia yang bertenggek di tangga.
Lutfi
pantas berdiri, “Dah, aku nak solat dulu! Melayan korang, habis waktu gitu
je...”
“Dia
yang kuat sembang, salahkan kita pulak!” Danny buat muka menyampah sebelum dia
berpaling memandang Radzi, “Woi, kau berak batu ke?”
Aman
yang di tepi Danny dah tutup muka, malu! Gila apa tak malu, dua orang gadis
yang keluar dari surau perempuan yang terletak di sebelah surau lelaki dah
ketawa-ketawa memandang dia dan Danny!
“Ha,
memang aku berak batu pun!” Balas Radzi tanpa rasa bersalah.
“Woi,
kita kat surau tau! Bukan dekat rumah sewa korang nak sembang berak cair, berak
batu, berak meleleh ke apa...”
Radzi
dan Danny pantas buat muka. “Euww! Berak meleleh! Selebet!”
Danny yang menongkat dagu dengan tangannya mengerling Radzi di sebelahnya.
Matanya yang terasa kuyu dikerdip beberapa kali. Perlahan-lahan dia keluarkan
telefon yang ada di dalam poket lalu diletakkan di atas meja. Nasib baik duduk
belakang sekali, taklah kantoi dengan lecturer!
Radzi yang sedang fokus (acah-acah fokus) terasa telefon di dalam poketnya
bergetar. Dengan berhati-hati telefon itu dikeluarkan lalu notifikasi yang
masuk dibaca. Dia mengerutkan dahinya sebelum memandang Danny.
Danny
- Radzi, bosan gilosss...-
- Radzi, bosan gilosss...-
Radzi
- Wei, gila. Aku ada sebelah kau je kot!-
- Wei, gila. Aku ada sebelah kau je kot!-
Danny
- Bosannnnnnnn
π’
π’
π’-
- Mengantuk... semuanyalah-
- Macam mana kau boleh tahan mata?-
- Bosannnnnnnn
- Mengantuk... semuanyalah-
- Macam mana kau boleh tahan mata?-
Aman
- Woi, dalam kelas mana boleh main telefon-
- Tak berkat ilmu woi-
- #PencetusUmmahAman-
- Kau kata kau tak ada internet, Danny-
- Woi, dalam kelas mana boleh main telefon-
- Tak berkat ilmu woi-
- #PencetusUmmahAman-
- Kau kata kau tak ada internet, Danny-
Lutfi
- Pencetus ummah pebenda-
- Penghancur ummah adalah
π
π
π-
- Pencetus ummah pebenda-
- Penghancur ummah adalah
Danny
- Wifi dah boleh connect-
- Saya sokong, Lut
π
π-
- Wifi dah boleh connect-
- Saya sokong, Lut
Aman
-
π
π
π-
- Wei, siapa free petang sat lagi?-
-
- Wei, siapa free petang sat lagi?-
Radzi
- Mengapakah?-
- Mengapakah?-
Aman
- Pergi Tunas jom-
- Aku teringin nasi ayamlah-
- Pergi Tunas jom-
- Aku teringin nasi ayamlah-
Radzi
- Kau?-
- Aman? Teringin nasi ayam?-
- Sejak bila kau suka nasi ayam?-
- Kau?-
- Aman? Teringin nasi ayam?-
- Sejak bila kau suka nasi ayam?-
Danny
- Sejak dia tau adik PG suka nasi ayam yang orang jual dekat luar Tunas Supermarket tu-
- Kan Aman kan? Kan?-
- Sejak dia tau adik PG suka nasi ayam yang orang jual dekat luar Tunas Supermarket tu-
- Kan Aman kan? Kan?-
Lutfi
- Alah, macam kaulah Danny
π
π
π-
- Angau dekat Jihan-
- Sanggup hari-hari makan mee kari yang dia buat
π
π
π-
- Alah, macam kaulah Danny
- Angau dekat Jihan-
- Sanggup hari-hari makan mee kari yang dia buat
Danny
- Diamlah Kasturi-
- Diamlah Kasturi-
Lutfi
- Jebon Danny
π
π
π -
- Jebon Danny
Radzi
- KAHKAHKAHKAH
π
π
π-
- KAHKAHKAHKAH
Aman
- Hoi, siapa nak ikut aku petang ni?-
- Hoi, siapa nak ikut aku petang ni?-
Kasyaf
- Aku-
- Tapi aku bawak kawan sekali-
- Aku-
- Tapi aku bawak kawan sekali-
Danny
- Siapa?-
- Kawan imaginasi kau ke?-
-
π
π
π
π-
- Siapa?-
- Kawan imaginasi kau ke?-
-
Kasyaf
- Bangang-
- Ika dengan Jihan nak follow. Ada benda kami kena beli untuk Program Sehati Sejiwa-
- Bangang-
- Ika dengan Jihan nak follow. Ada benda kami kena beli untuk Program Sehati Sejiwa-
Aman
- Uuuu...-
- Orang tu dah baik dengan musuh dia
π
π-
- Uuuu...-
- Orang tu dah baik dengan musuh dia
Kasyaf
- Aku professional-
- Tapi dia naik kereta dengan Jihanlah-
- Aku professional-
- Tapi dia naik kereta dengan Jihanlah-
Aman
- Nak naik kereta kau pun boleh-
-
π
π
π-
- Nak naik kereta kau pun boleh-
-
Kasyaf
- ....-
- ....-
Danny
- Jihan ikut?-
- Jihan ikut?-
Radzi
- Kau tak payah nak ikut-
- Assignment kau tak siap lagi-
- Kau cakap, nak buat petang ni-
- Sebab tak ada latihan basketball-
- Kau tak payah nak ikut-
- Assignment kau tak siap lagi-
- Kau cakap, nak buat petang ni-
- Sebab tak ada latihan basketball-
Danny
- Siapa kata aku nak ikut pun-
- Siapa kata aku nak ikut pun-
Lutfi
- Alalala, cian Danny tak boleh ikut-
-
π’
π’
π’-
- Alalala, cian Danny tak boleh ikut-
-
Danny
- Cian
π
π
π-
- Cian
Aman
- Cian
π
π
π-
- Cian
Radzi
- Cian
π
π
π-
- Cian
Kasyaf
- Aku tak faham macam mana Lutfi boleh jadi penulis-
- Typo bersepah-
- Aku tak faham macam mana Lutfi boleh jadi penulis-
- Typo bersepah-
Lutfi
- Jebon sekor-sekor-
-
π
π
π
π -
- Jebon sekor-sekor-
-
Danny tekup mulut, menahan tawa yang mahu meletus
namun...
“Muhammad Dhani! Apa yang kelakar sangat tu? Nak share
dengan kelas?” Suara Dr Azila yang bergema di dalam dewan kuliah itu mematikan
rasa ingin ketawa Danny.
Radzi di sebelah Dhani cepat-cepat buat muka tak
berperasaan dan konon-konon sedang fokus di dalam kelas.
“Dhani?” Dr. Aliza menjungkit kening ala Ziana Zain.
Danny rasa tubuhnya keras kejung. Mampus aku...
“Kau dah baik ke dengan Ika tu?” Aman pandang Kasyaf
yang sedang memandu.
Kasyaf jungkit bahu, “Biasa je.”
Aman mengangguk, “Tak cuba nak kenal dia dengan lebih
mendalam?”
“Motif?”
Aman jungkit bahu, “Saja... rasa macam kau dengan dia
tu sesuai je.”
“Jangan merepek!” Ujar Kasyaf, serius.
“Kalau kau jadi dengan dia, jangan lupakan aku!”
“Kau nak aku tinggal kau tepi jalan ke?”
“Kita dah sampai Tunas dah punnnn...” Aman buat muka
mengejek pada Kasyaf.
Kasyaf diam, malas nak balas.
“Tu, kosong!” Aman menunjuk ke sebuah petak parkir
yang kosong tak berkereta dan Kasyaf terus memberi signal ke kiri.
Usai memarkirkan kereta, Kasyaf dan Aman serentak
keluar dari kereta.
“Kau nak ikut aku masuk dalam ke?” Kasyaf pandang
Aman.
Aman geleng, “Tak kot. Tak ada apa nak beli. Aku
tunggu kat kedai nasi ayam tu. Korang lama ke?”
“Kejap je kot. Nak survei barang je.”
“Kau nak aku tapau apa-apa tak?”
“Sedap ke nasi ayam tu?” Tanya Kasyaf sambil memandang
ke kedai nasi ayam yang penuh dengan orang itu.
“Sedap. Adik PG belanja aku makan kat sini, bayar
hutang dia. Nasi banyak.”
Kasyaf mengangguk sebelum dia bersuara, “Bolehlah.
Tapau sekali kat budak-budak lain. Karang balik aku malas dah nak masak-masak.”
“Okey, bereh! Apa-apa nanti telefon aku!”
Kasyaf angkat tanda ‘okey’ dengan jarinya sebelum
berlalu ke pasaraya yang bernama Tunas itu. Dari jauh dia dah nampak Jihan dan
Ika di depan pintu masuk.
“Dari
kita bagi budak-budak tu makanan ringan, apa kata kalau kita bagi alat tulis
kat dia orang? Alatan mewarna ke? Kita buat program ni untuk create awareness
pasal autisme kan. Takkan kita nak create awareness tapi kita bagi budak-budak
tu makanan ringan, macam tak kena je..." ujar Ika, serius.
"Aku
setuju. Kita boleh bagi drawing block dengan alatan mewarna."
Jihan
jungkit bahu, "Aku follow korang je."
"Untuk
pertandingan memasak, siapa sponsor?" Tanya Ika pada Kasyaf.
"Maggi
katanya. Team sponsorship tak ada bagi surat pun lagi
dekat aku," jawab Kasyaf sebelum memegang sebuah buku lukisan, "This is
nice."
"Kau dah tak buat komik ke, Kasyaf? Danny kata dulu kau
buat komik," tanya Jihan.
"Dah lama stop. Tak ada idea."
Jihan mengangguk saja. Dah tak ada idea nak tanya apa.
Dari mereka masuk, mereka berdua ni asyik berbincang benda serius saja. Dia pun
dah terikut jadi serius!
Jihan hela nafas sikit sebelum dia memandang Ika yang
sedang meneliti pensel-pensel warna. Kasyaf pula asyik dengan
buku lukisan. Spontan bibir Jihan mengukir senyum.
Telefon pintar ditarik keluar. Aplikasi kamera dibuka
sebelum gambar Ika dan Kasyaf yang saling
membelakangi itu diambil.
Aplikasi Whatsapp dibuka. Nama Danny ditekan,
Jihan
- Danny-
- Danny-
Danny
- Ya, Jihan sayang?-
- Ya, Jihan sayang?-
Jihan
- Tengok ni-
- (picture sent)-
- Tengok ni-
- (picture sent)-
Danny
- GILA! INI SKANDAL TERHANGAT KOT-
- GILA! INI SKANDAL TERHANGAT KOT-
Jihan
- Hari ini dalam sejarah kot-
- Tak ada gaduh-gaduh-
- Tapi dua-dua serius je-
- Macam melawat orang sakit je rasa-
- Hari ini dalam sejarah kot-
- Tak ada gaduh-gaduh-
- Tapi dua-dua serius je-
- Macam melawat orang sakit je rasa-
Danny
- Haha! Kesian sayang aku ni...-
- Kalau aku ada, mesti kau tak bosan kannn...-
-
π
π
π-
- Haha! Kesian sayang aku ni...-
- Kalau aku ada, mesti kau tak bosan kannn...-
-
Jihan
- Kau lonely sangat ke? Sampai aku pun kau nak ayat-
- Kau lonely sangat ke? Sampai aku pun kau nak ayat-
Danny
- Aku stress gila-
- Assignment tak siap lagi-
- Dahlah lapar-
- Aku stress gila-
- Assignment tak siap lagi-
- Dahlah lapar-
Jihan
- Alololo, kesiannya dia-
- Kau nak makan apa?-
- Aku belikan nanti-
- Alololo, kesiannya dia-
- Kau nak makan apa?-
- Aku belikan nanti-
Danny
- Tak apa. Aman dah mesej tadi, kata dia tapaukan nasi ayam sedap depan Tunas-
- Tapi kan...-
- Aku teringin sup kaki ayam yang ummi aku selalu buatlah
π’
π’-
- Tak apa. Aman dah mesej tadi, kata dia tapaukan nasi ayam sedap depan Tunas-
- Tapi kan...-
- Aku teringin sup kaki ayam yang ummi aku selalu buatlah
Jihan
- Esok aku buatkan untuk kau-
- Nak buat hari ni tak sempat dah-
- Esok aku buatkan untuk kau-
- Nak buat hari ni tak sempat dah-
Danny
- Serius ke wei? Kau tak sibuk ke esok?-
- Serius ke wei? Kau tak sibuk ke esok?-
Jihan
- Esok aku ada kelas pagi je. Kau nak tak?-
- Esok aku ada kelas pagi je. Kau nak tak?-
Danny
- Gilalah aku kalau tak nak-
- THANK YOU JIHAN-
- Ni aku sayang kau ni
❤
❤
❤-
- Gilalah aku kalau tak nak-
- THANK YOU JIHAN-
- Ni aku sayang kau ni
Tak
sempat Jihan nak balas, Ika dah menyeru namanya, "Jihan! Jom!"
Jihan angkat isyarat okey dengan jarinya. Kemudiannya, dia menaip sesuatu sebelum menyimpan telefon yang dia pegang tadi ke dalam seluarnya.
Jihan angkat isyarat okey dengan jarinya. Kemudiannya, dia menaip sesuatu sebelum menyimpan telefon yang dia pegang tadi ke dalam seluarnya.
Jihan
- Yelah! Sayang kau jugak-
- GTG, Danny-
-
π
π-
- Yelah! Sayang kau jugak-
- GTG, Danny-
-
Danny
yang ada di dalam bilik merenung telefonnya, tak percaya! Biar betul?!
p/s; Sayang Danny jugak. Kekeke <3
Tak sabar nak tunggu next part.. Best sangat².. Cerpen awk semua boleh layan����������
ReplyDeleteLiaa*
hahaha .. bole terkedu ye danny , ohh patut teringin nasi ayam upenye teringat kat pijah ye aman sayang .. hihi
ReplyDeleteAwesome
ReplyDeleteHahaha.... Ambik ko Danny.....mengayat sgt. Sekali dia diayat....terkeduuuu.....
ReplyDeleteπ π π -Azzna -
Hahaha.... Ambik ko Danny.....mengayat sgt. Sekali dia diayat....terkeduuuu.....
ReplyDeleteπ π π -Azzna -
1st time ni komen kat sini... kipidap <3 .
ReplyDeletetggu psl danny trdiam pulak...hihihi
ReplyDeletenk lgiiii
ReplyDeleteWaaa.. Plis jadikan diorang first partner yg kawen haha.. Srs best
ReplyDeleteKak najwaaa. 1 hari 1 cerpen plissπ klu bole pnjg2 citenya pun lagi bestttπ€
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKADLR ni cerita siapa yer? Lompat masuk bab 7 terus terpinga2..hahaha
ReplyDeleteSambung laaaaaaaaaaaa. Pleaseeeeeeeeeeee
ReplyDeleteAkakkkk nk lgi:-(btw akak tk nk smbung cite fly ke?sya miss jo:-(
ReplyDeletesambung la kak...saya hari2 visit blog akak nak tengok ada ke tak sambungan dia��������������
ReplyDeletetak pernah x bestt.. terkedu danny bila jihan ckp syg kau jgk. next episode please π¬
ReplyDeleteNajwa janji nak aktif tahun ni. ππππ. Nak lagi sambungan. Hehehe eden dah rindu nii π±π
ReplyDeleteNajwa janji nak aktif tahun ni. ππππ. Nak lagi sambungan. Hehehe eden dah rindu nii π±π
ReplyDeleteAkak mana akak... Setiap hari jenguk blog ni nk tgok ada crita masuk ke x... Cerita naqi n yaya akak nk wat cerpen ke apa kak
ReplyDelete