Iman buka mata
yang terasa kelat. Bunyi dari telefon bimbitnya buat dia terjaga. Dia kalih
memandang bahagian kiri katil. Dia tercengang sekejap bila Lily tidur di
sisinya. Wajah polos itu kelihatan begitu lena. Dia tidak sedar bila Lily masuk
ke dalam bilik tamu ini. Bilik yang sudah menjadi bilik rasminya sejak lima
bulan lalu. Sudah lima bulan dia dan Lily berpisah katil dan semuanya atas
kehendak Lily sendiri yang kononnya perlu masa untuk bersendirian. Namun hari
ni... Lily sudah berbaring di sisinya.
Tangan Lily yang melingkari pinggangnya ditolak ke tepi, perlahan. Tak
mahu membuat Lily terjaga. Iman capai telefon pintarnya yang masih berbunyi.
Nama Jun tertera di skrin membuahkan senyum di bibirnya. Jarinya menolak ikon
hijau di atas telefon pintarnya lalu telefon itu dilekapkan di telinganya,
“Hello!”
“Wakey, wakey sunshine!” Ceria saja suara gadis di talian sana.
“I’m awake, Jun! Awal you bangun hari ni,” Iman meraup muka.
“I miss you...”
Iman spontan mengukir senyum, “I miss you too.”
“Jom jumpa hari ni?”
“I...” Iman mengerling memandang Lily yang masih berbaring. Tidak dia
tahu Lily sudah terjaga atau tidak, “I can’t, Jun.”
“I need to tell you something,” Iman bersuara tenang.
“Then, jomlah jumpa sayang.”
“Jun, wife I dah tahu pasal kita.”
Jun di talian terdiam. That fast? “Dia... marah?”
“Dia minta tempoh seminggu dengan I.”
“Maksudnya?”
“Dia nak habiskan masa dengan I, seminggu then, I akan buat keputusan
sama ada ceraikan dia atau...”
“Atau?”
“Tinggalkan you.”
“You nak tinggalkan I?” Jun bersuara lirih.
“Jun, listen to me. I takkan tinggalkan you. I dah janji dengan you dulu,
kan?” Iman bersuara separuh memujuk, “I janji... I takkan tinggalkan you.
Tempoh seminggu tu terlalu pendek untuk dia raih semula hati I.”
“You janji?”
“I janji!” Iman bersuara, tegas.
“I pegang kata-kata you, Iman.”
“Thank you, Jun! Okeylah, Jun. Dah subuh ni. Nanti I call you, ya?”
“Okey. I love you, Iman.”
Iman senyum saja, tak membalas sebaliknya talian terus dimatikan. Nafas
dihela panjang. Baru dia nak bangun dari katil, suara Lily buat dia terkaku
terus.
“Awak pun pernah janji dengan saya yang awak takkan tinggalkan saya...”
Lily bangun dari baringnya lalu dia ukir senyum tawar, “Maaf, saya masuk bilik
ni tanpa kebenaran awak.”
Iman tak membalas. Dia masih terkaku di tempatnya. Lily pula, tanpa
menunggu balasan Iman terus berlalu dari bilik tamu itu.
Lily yang baru masuk ke bilik tidurnya, menolak daun pintu perlahan-lahan
sebelum dia terduduk di lantai. Air matanya mengalir. Ya Allah, berikanlah aku kekuatan...
Iman turun ke
tingkat bawah. Peristiwa pagi tadi entah kenapa buat hatinya serba salah. Dia
sangkakan Lily masih lena. Dia tak tahu yang Lily sudah terjaga kala itu. Ah,
kacau!
Saat kakinya mencecah lantai tingkat bawah, Lily keluar dari dapur dengan
menatang sebuah mangkuk berisi makaroni goreng, “Awak, jom sarapan dulu.”
Iman terkaku. Lama. Sudah lama rasanya dia tak nampak Lily memakai apron
di rumah itu.
“Kenapa tercengang aje tu?” Lily ukir senyum sebelum mendekati Iman.
Tangan Iman ditarik mendekati meja makan, “Hari ni saya masak makaroni goreng.
Favorite awak.”
Kerusi di meja makan ditarik lalu dia pandang Iman yang masih tersampuk
bisu, “Duduklah.”
Iman duduk, mengikut arahan Lily. Lily ukir senyum lebih manis dari tadi,
“Awak nak kopi atau teh?”
“Teh,” balas Iman, ringkas.
Lily mengangguk lalu teh di dalam teko dituang ke dalam cawan yang ada di
depan Iman. Selepas itu, dia mengisi makaroni goreng yang disediakan selepas
solat subuh tadi ke dalam pinggan Iman.
Iman angkat tangan, tanda cukup. Bila Lily duduk di kerusi satu lagi dia
pandang Lily, “Tak makan?”
“Nak makanlah ni,” ujar Lily sebelum mengisi pinggannya dengan makaroni
goreng, “Iman...”
“Hmm...?”
“Maaf pasal pagi tadi. Saya tak sengaja nak curi dengar perbualan awak
dengan Jun.”
Iman pandang Lily. Lily sangat tenang menuturkan maaf itu, “Bukan salah
awak pun.”
“Sure...” Lily senyum tawar, “Kenapa awak boleh suka Jun?”
“Hah?”
Lily jungkit bahu, “Sorry! Tak sepatutnya saya tanya kan? By the way,
tolong beritahu Jun pasal syarat saya yang tak mahu awak dengan dia berhubung.
Kalau dia nakkan awak, dia patut bertahan selama seminggu. Boleh, kan?”
Iman hela nafas, “Nanti saya cakap.”
Lily mengangguk, “Okey.”
“Iman, saya ada satu permintaan lagi.”
Iman panggung kepala. Wajahnya kelihatan tegang, “Apa lagi?”
“Pindah masuk balik bilik tidur kita, boleh?”
Iman diam sebelum menggeleng, “Tak boleh.”
“Kenapa?”
“Kalau saya sentuh awak, macam mana?”
“Tak salah pun awak nak sentuh saya,” balas Lily, tenang.
“Lily, tempoh awak minta cuma seminggu. Macam mana kalau saya sentuh
awak, awak mengandung?”
Lily terdiam, “Maksud awak?”
“Awak sendiri dengar apa yang saya cakap dengan Jun pagi tadi. Saya tak
nak sebab saya sentuh awak, saya terpaksa stay di sisi awak. Jujurnya... saya
tak nak bagi harapan pada awak.”
Lily terdiam. Dia mengangguk akhirnya, “Saya faham...”
“Untuk seminggu ni...”Iman hela nafas, “Jangan letak harapan pada saya.”
Lily ukir senyum tanpa perisa. Dia angguk lagi. Dia faham sangat maksud
Iman dengan ayat jangan letak harapan tu. Dia faham. Apa yang Iman akan buat
selama seminggu ini hanya lakonan dan dia, takkan letak harapan. Dia cuma mahu
merasai bahagia itu buat seketika. Sekejap pun jadilah. Dan bila tempohnya
tamat, dia akan berlalu tanpa berpaling lagi.
I'm missing you
Girl even though you're right here by my side
Cause lately it seems
The distance between us is growing too wide
I'm so afraid that you're saying it's over
The last thing that I wanna hear
But if your heart's not in it for real
Please don't try to fake what you don't feel
If love's already gone
It's not fair to lead me on
Cause I would give the whole world for you
Anything you ask of me I'd do
But I won't ask you to stay
I'd rather walk away
If your heart's not in it
You say that you love me
But baby sometimes
You're just saying the words
If you've got somethin' to tell me
Don't keep it inside
Let it be heard
I'm so afraid that you're saying it's over
Girl I'll make it easy for you
But if your heart's not in it for real
Please don't try to fake what you don't feel
If love's already gone
It's not fair to lead me on
Cause I would give the whole world for you
Anything you ask of me I'd do
But I won't ask you to stay
I'd rather walk away
If your heart's not in it
How I wish I could take us back in time
But it's gone too far now we can't rewind (And there's nothing that I can do
To stop me losin' you)
I can't make you change your mind (If your heart's not in it)
But if your heart's not in it for real
Please don't try to fake what you don't feel
If love's already gone
It's not fair to lead me on
Cause I would give the whole world for you
Anything you ask of me I'd do
But I won't ask you to stay
I'd rather walk away
If your heart's not in it
Girl even though you're right here by my side
Cause lately it seems
The distance between us is growing too wide
I'm so afraid that you're saying it's over
The last thing that I wanna hear
But if your heart's not in it for real
Please don't try to fake what you don't feel
If love's already gone
It's not fair to lead me on
Cause I would give the whole world for you
Anything you ask of me I'd do
But I won't ask you to stay
I'd rather walk away
If your heart's not in it
You say that you love me
But baby sometimes
You're just saying the words
If you've got somethin' to tell me
Don't keep it inside
Let it be heard
I'm so afraid that you're saying it's over
Girl I'll make it easy for you
But if your heart's not in it for real
Please don't try to fake what you don't feel
If love's already gone
It's not fair to lead me on
Cause I would give the whole world for you
Anything you ask of me I'd do
But I won't ask you to stay
I'd rather walk away
If your heart's not in it
How I wish I could take us back in time
But it's gone too far now we can't rewind (And there's nothing that I can do
To stop me losin' you)
I can't make you change your mind (If your heart's not in it)
But if your heart's not in it for real
Please don't try to fake what you don't feel
If love's already gone
It's not fair to lead me on
Cause I would give the whole world for you
Anything you ask of me I'd do
But I won't ask you to stay
I'd rather walk away
If your heart's not in it
“Senyap semua! Awak semua ni, saya keluar
sekejap saja dah bising!” Cikgu Rokiah menggelengkan kepalanya, “Iman, mari
masuk.”
Semua mata tertumpu pada seorang
pelajar lelaki yang boleh tahan tinggi yang baru masuk ke kelas mereka. Bermata
kecil namun tidak sepet, berlesung pipit di kedua-dua belah pipinya.
Dayah yang duduk di depan Lily
kalih ke belakang, “Kacak amat, Lily!”
Lily menjuihkan mulutnya, “Biasa
aje. Handsome lagi ayah aku.”
Dayah menjulingkan matanya ke atas.
Sembang dengan Lily pasal lelaki, harus bosan.
“Perkenalkan diri awak, Iman.”
Iman tersenyum lalu mengangguk,
“Assalamualaikum dan salam sejahtera. Nama saya Iman Zariff. Nama panggilan,
Iman.”
“Yazid, nanti awak tolong Iman
uruskan hal-hal berkaitan sekolah, ya?” Arahan Cikgu Rokiah dibalas anggukkan
oleh Yazid. Iman senyum.
“Okey, Iman. Awak boleh duduk
sebelah Lily yang kat belakang tu.”
Lily yang dengar namanya dipanggil,
panggung kepala! Eh, mamat ni duduk sebelah aku?
Iman yang kebetulan memandang ke
arah Lily mengukir senyum. Lily yang tadi panggung kepala kembali menundukkan
kepala. Okey, aku tarik balik apa aku cakap dekat Dayah tadi. Iman ni memang
kacak!
Iman terus melangkah ke tempat
duduk di sebelah Lily. Sebaik saja dia duduk di sisi Lily, dia kalih ke kanan,
“Lily, kan?”
Lily mengerling Iman sekilas
sebelum mengangguk, “Yup.”
“Iman.”
Lily mengangguk, “Nice to meet
you.”
“Back to you,” ujar Iman sebelum
memandang depan, konon fokus pada pengajaran Cikgu Rokiah. Lily pula menghela
nafas. Aura lain macamlah mamat ni...
“Lily...”
Lily panggung kepala. Tersentak dia kejap bila tengok Iman memandangnya
pelik, “Ya?”
“Awak okey ke?”
Lily mengangguk, “Saya okey.”
Iman mengangguk, “Saya nak pergi kerja dulu.”
“Iman.”
“Ya?” Tanpa memandang Lily dia menyahut.
“Awak balik pukul berapa hari ni?”
“Tak tahu lagi. Kenapa?”
“Balik awal, ya? Kita dinner sama-sama.”
“Tengoklah dulu tapi saya tak janji.”
Lily angguk, “Okey. Hati-hati ke pejabat.”
Iman mengangguk, “Saya pergi dulu.”
Lily nak tahan Iman sekali lagi untuk bersalaman tapi sebab dia takut
Iman tak sudi, dia batalkan niatnya. Dia pandang meja makan yang terhidang
sarapan pagi yang dia sediakan tadi. Hari ni, hari pertama untuk tempoh
seminggu yang dia pinta dari Iman. Iman, bear with me... for only a week.
p/s: kisah iman dan lily ni akan habis di blog ya :)
Yeaaaaa....abis kt sini.......thank wawa ....nnt sambung lg
ReplyDeleteSedihnya...biasalah perempuan lepas bersalin atau keguguran akan kemurungan... kalau tak betul caranya boleh gila. Moga Lily tabah... saya rasa Jun yang tak sabar. Nanti Iman akan menyesal sendiri.
ReplyDeleteMenanti hari ketujuh
ReplyDeletei luv it.... next plzxx
ReplyDeleteSy hate Iman
ReplyDeletesyukur habis kt blog .. rase mcm lame giler tggu kisah ni smpai ending .. huhu
ReplyDeletepedihnya hati bila seorg suami tegarnya sanggup mengucapkan sesuatu yg tidak sepatutnya didengari oleh isteri...hanya kerana lima bulan tidak mengendahkan diri suami sanggup hatinya berpaling.pergilah lily setelah 7 hari yg dipinta jgn berpaling lg.carilah bahgia sendiri.moga2 bila lily kecapi bahgia lain barulah iman menyesal dan bersalah kerana lily adalah yg terbaik selama ini.biarkan iman merana.knp sukar memahami hati seorg isteri yg keguguran 3 kali...bukannya lama bary 5 bln sudah ada pengganti dan kahwin baru 2 tahun....sayang yg diucapkan cuma hanya dibibir sahaja.....egokan seorg lelaki..harap2 penulis buat iman ni menyesal sngt bila lily bertemu insan yg lebih baik.tak nak dah iman dgn lily.benci lelaki mcm ni
ReplyDeleteharap kesabaran dan ketabahan menjadi teman setia lily....:'(
ReplyDeleteI hate iman to..
ReplyDeleteI hate iman :'(
ReplyDeletehate iman so much!!!
ReplyDeletebest..benci iman..hrap lilit dpt pasangan lbih baek lps brcerai gan iman..ckup kot smggu mse tuk lily brtahan..
ReplyDeleteHabis kt blog..weeee..tq najwa.
ReplyDeleteKuat kn semangat lily..
dalam masa 5 bulan je Iman boleh cari perempuan lain and gantikan lily yang dia dah kenal for 10 years? haih lelaki...hmmm..
ReplyDeleteAduiiiii sesak nafas aii
ReplyDeletenasib baik abis kat blog.. yeahhhh
ReplyDeleteFirst time bca akak jd teruja tuk mnant in3 seterusnya....best πππππ
ReplyDeleteSakitnya dada ni..nk tahan rasa sedih..huaaa sob..sob..tp sis najwa..cerita sis always terbaik..
ReplyDeleteSabar lily..
ReplyDeleteSedihnya..sanggup iman buat lily mcm tue..sabar lily..benci kat iman..sakitnya ati bila baca entry kali nie...semoga iman akan mendapat pembalasan..biar lily dengan insan yg lebih baik..
ReplyDeleteLelaki nie bila nak bkn maen lg ayt manis mcm gula janji mcm2 tp bila dah x maw suka hati dia ja.. Ayt pedih mcm cili padi! Lupa abeh janji2 manis semua.. Huhu..sori ye..tr'emo' lebih..haha..Geram kt iman.. Sbr ye lily..awak x slh pun.. X sbr nk tggu next entry..best sgt! Thanks najwa :-)
ReplyDeletebaru permulaan .. in shaa Allah alan ad penyelesaian yg terbaik .. lelaki bile kite x jage die . dan ad yg dekat denganmye . Hati lelaki mudah beralih .. xpela lily .. masih ad lagi mase .. in shaa Allah nasih menyebelahi mu .. n jun bkn terbaik tok mu iman .. percaye laaaa .. hee . Tq kak . Bestπππ
ReplyDeletesedihnya dengan Lily...meresap perasaan sedih kt dlm diri.
ReplyDelete